Skip to main content

Sebuah baju bernama … Agama

Bila kita melihat hutan dari atas bukit .maka kita hanya bisa melihat bahwa semuanya serba hijau, tapi bila kita melihatnya dari samping maka kita bisa melihat bahwa banyak berbagai macam pepohonan ternyata disana, tapi kalau kita betul-betul menelusurinya dan memasukinya, maka kita akan terperanjat dan mungkin kita akan terkagum-kagum sekaligus bingung, karena ternyata pemandangan dari atas, samping semuanya berbeda itulah permainan panca indera dan akal.

Sama halnya kasus serupa dengan agama, begitu banyaknya agama, sampai-sampai memusingkan antar umatnya sendiri, padahal yang menurunkan satu, yaitu Tuhan, entah yang dinamakan samawi ataupun diluar itu. Dan yang lebih lucu di Indonesia ini bahwa agama itu cuma ada di Indonesia, tidak ada di negara lainnya, karena kalo di negara lain sebutannya beda-beda, ada yang menyebut religi, din. dsb. tapi sebetulnya prinsipnya sama saja. Yang berbeda adalah bagaimana setiap individu yang setelah itu menjadi sebuah kelompok dan akhirnya menjadi kaum dan setelah itu mereka mengklaim bahwa “keyakinan ” yang paling benar.

Disinilah bahwa sebetulnya sudah terlihat bahwasannya kita kebanyakan melihat sesuatu itu hanya dari atas atau samping paling jauh, tanpa kita mau memahami bagaimana melihat sesuatu dari kaca mata Sang Pencipta, karena kadang Tuhanpun di akui hanya milik dirinya sendiri atau kaumnya saja…yang akhirnya seolah-olah Tuhan itu ada banyak (lebih dari 1), kadang saya melihat ini sebagai hal yang menggelikan …..

Pada akhirnya pada suatu titik, kita tidak bisa membedakan antara kita ini sebagai “orang islam, kristen, hindhu, budha atau orang ‘beragama islam, kristen, hindhu, budha” karena inipun dianggap sama. Sebetulnya dari jaman dahulu, sejak sebuah ajaran kehidupan yang akhirnya dijadikan dan disebut sebagai keyakinan dan agama ini ada, sudah ada terjadi perang kepentingan dalam intern kaum masing-masing pemegang keyakinan tersebut, sebelum akhirnya perang kepentingan itu menjadi antar pemeluk keyakinan lain.

Yang kurang disadari adalah bahwa sebagai makhluk yang paling sempurna adalah kita tidak menyadari kesempurnaan kita, kita tidak menyadari bahwa semua Panca indera adalah Pintu Nafsu dan Akal adalah Pintu Ego, kita tidak menyadari bahwa dalam melihat sesuatu ada khasanah Makna dan Arti (lahir batin), dan kita tidak menyadari bahwa sebagai mahkluk, kita punya sifat ganda…

Dalam islam ada 3 baitullah, dalam nasrani ada Trinitas, hindhu ada Trimurti dan budha ada Tridharma. semua ada 3 yaa…?

Comments

Popular posts from this blog

Merchandise Band Store

http://www.getupshop.com/ http://www.rockabilia.com/ http://www.pyrettaslair.com/ http://www.madsupply.com/ http://www.extrememetalmerchandise.com/ http://www.grindstore.com/ http://merchnow.com/ http://www.star500.com/ http://www.loudclothing.com/ https://eyesoremerch.com/ http://www.thisispulp.co.uk/ http://shop.nuclearblast.com/ http://www.rock.com/ http://www.gig-merch.com/ http://www.allinmerch.com/ http://shirt.woot.com/ https://www.indiemerchstore.com/ http://www.rastilho.com/ http://www.merchconnectioninc.com/ https://www.bandtshirts.com.au/ http://www.rockzone.se/ http://www.martyrstore.net/ http://www.heavymetalmerchant.com/ http://www.illrockmerch.com/ https://ca.rockworldeast.com/

Kartun Sindiran Politik

Jika mendengar kata kartun  asosiasi yang terbentuk langsung pada sebuah gambar yang lucu dan menarik, kemudian akan membuat orang tersenyum. Mungkin senyum geli tapi tak jarang senyum kecut. Ia bisa menyindir ke sana ke mari tanpa menyakiti.  Bagi anak-anak  kata kartun tentu tidak asing lagi di benaknya. Hal ini disebabkan karena kartun merupakan sarana hiburan yang biasanya dapat disaksikan di televisi dimana telah berkembangnya dewasa ini kartun memasuki media perfilman seperti film Doraemon, Sponge Bob, Tom and Jerry dan sebagainya. Hal tersebut menjadikan film kartun dapat di konsumsi oleh anak-anak tanpa harus membaca teks seperti yang telah tersadur kedalam sebuah komik ataupun biasanya didapatkan pada majalah anak-anak. Akan tetapi kartun tidak hanya menjadi hiburan semata, karena kartun dapat diartikan sebagai  sebuah gambar yang bersifat representasi simbolik, mengandung unsur sindiran, lelucon, atau humor. Kartun biasanya muncul dalam publi...

Imitation Lovers

I have a friend who is very happy with the products imported artificial fashion. Often he commented on me and other friends who had not fashionable appearance. That's Because We put a bag, shoes, clothes and other fashion products are authentic Indonesian brand. Not like she is proud to wear fashion imitation products imported price is far below the original product.  Often she mock Super story if his bag, artificial Premium and so forth. Then I asked why love the imported counterfeit products? He says if the models is good, fashionable and luxurious. Expensive Because worn look Similar to the original. In fact he used to buy the latest bag from world-renowned designers Similar WHO used the Hollywood actress of course the imitation imported from Hong Kong or Korea.  After I observed it is true what my friend said it. Knockoff Handbags - Knockoff minimum 1 import, the models and the material is good. Used to look luxurious. This is a fashionable Desired. Elegant appea...