Skip to main content

Teror yang dialami para pencari Ikan

Kejadian ini merupakan pengalaman kakek saya di Bandung. Beliau menceritakan hal ini, karena kawasan atau tempat kejadian nya saat ini sudah sangat jauh berubah, daerah batununggal yang berada di jalan by pass soekarno hatta kini telah menjadi kawasan perumahan estate sangat megah Di sekitar daerah itu berdiri sebuah pabrik textil besar peninggalan belanda (saat ini masih ada). Di belakang pabrik tersebut, 25 tahun lalu merupakan ribuan hektar pesawahan yang sangat luas, bahkan ujungnya pun tak terlihat (layaknya kita melihat lautan) yang menyimpan banyak peristiwa, termasuk 2 hal yang terjadi dan paling menyeramkan yang dialami kakekku dalam satu malam. 

Seperti biasa kalau sedang berkumpul bersama, muncul ide-ide buat makan bareng atau dalam bahasa sunda nya ngaliweut, kakek dan teman-temannya berencana untuk mencari ikan ataupun belut malam itu, persiapan mulai dari lampu petromak, obor minyak, dan alat lain yang biasa dibutuhkan sudah dikumpulkan. Saat itu sudah jam 9 malam, hujan yang lebat baru saja mereda, masih tersisa rintik-rintik hujan, berbekal satu lampu patromak dan 4 buah obor minyak, ember dan golok 6 orang berjalan perlahan memasuki pesawahan. Pematang sawah sudah banyak yang tergenang air, mereka pun harus berhati-hati memilih jalan setapak yang akan dilalui. 

Tidak seperti biasanya, baru saja masuk pesawahan sudah banyak ikan yang berhasil di tangkap, begitupun dengan belut, malam itu benar benar membuat mereka senang. Dari penuturan kakek, ” dalam waktu hampir setengah jam saja, 2 dari 4 ember yang mereka bawa sudah penuh dengan ikan, sangat mudah didapat walaupun sebenarnya mereka heran, bercampur senang karena selain dimakan banyak pula ikan yang bisa dijual. Kalau tahu akan dapat banyak kami pasti bawa ember lebih,” tuturnya. 

Seperti biasanya perjalanan mencari ikan, selalu berakhir di belakang pabrik fecosyn dan langsung menuju jalan raya untuk pulang, karena sangat banyak ikan yang di dapat kami berniat segera pulang, dan mencari jalan pintas yang cepat. Namun hal tersebut merupakan awal kejadian menyeramkan malam itu, dengan hati senang mereka bersemangat dan bergegas mencari jalan pintas, pematang demi pematang sawah dilewati hingga harus melintasi genangan air yang tampak dalam, namun apa yang kami pijak bukan lah kayu atau bambu lintasan, sedikit licin dan terasa empuk. Tiba-tiba seseorang yang berada di belakang berteriak karena melihat sesuatu. Rupanya yang kami injak adalah ular yang sangat besar, dengan panjang hampir 20 meter, kepala nya menyembul diatas semak belukar. Kami semua terkejut dan ketakutan tanpa pikir panjang berlari ke satu arah yaitu sebuah gubuk penampungan padi. Ember yang penuh ikan tidak lagi kami hiraukan, kami berkumpul dan melihat ular tersebut bergerak ke arah pabrik. 

Untuk beberapa saat kami tak mampu bergerak ataupun berbicara satu sama lain, memperhatikan ular besar hilang dalam kegelapan malam. Tanpa pikir panjang kami ambil patromak yang terjatuh tidak jauh dari gubuk, dan satu obor yang masih dalam keadaan kering karena air, kami pun bergegas pergi dan memutuskan untuk melewati kebun di belakang pabrik, pohon-pohon besar bernama pohon cangkring saat itu masih banyak, pohon yang memiliki duri duri, bila pohon ini sudah sangat tua bisa memiliki lubang, belum hilang rasa takut karena ular tersebut, saat melintas di salah satu pohon besar itu, tiba-tiba kami mendengar suara perempuan tua yang memanggil-manggil minta api ” jang menta seuneu nini katirisan”, ( minta api nenek kedinginan). 

Saat obor diarahkan kepohon tersebut, terlihat seorang wanita tua dengan rambut putih, namun wajah tidak terlihat secara jelas. Kami bertanya nenek ini siapa kenapa malam begini ada di sini, belum selesai bicara wanita tua itu memalingkan wajah nya, yang ternyata sangat menyeramkan dengan mata yang putih, berkuku panjang. dan langsung meniup api obor hingga padam, dan terbang ke atas kami berputar-putar sambil tertawa menyeramkan, lantas kami pun lari tunggang langgang tanpa berani melihat kembali ke arah belakang. hingga kami tiba di jalan raya dan langsung pulang.

Mereka yang menunggu kami di rumah terkejut melihat kami yang datang dengan tampang yang ketakutan dan berantakan. Kami tak sadar rupanya ada seorang teman yang tertinggal di belakang, seorang pedagang rokok asongan menemukan teman kami tidak jauh dari arah kami keluar dari belakang pabrik, dengan penuh luka-luka di kakinya karena menginjak duri-duri pohon cangkring. Kakek menutup ceritanya dengan menyedihkan, teman yang terluka tersebut sakit selama satu bulan dan akhirnya meninggal dunia. http://mistik.reunion.web.id/37/teror-yang-dialami-para-pencari-ikan-belut-di-malam-hari.htm

Comments

Popular posts from this blog

Merchandise Band Store

http://www.getupshop.com/ http://www.rockabilia.com/ http://www.pyrettaslair.com/ http://www.madsupply.com/ http://www.extrememetalmerchandise.com/ http://www.grindstore.com/ http://merchnow.com/ http://www.star500.com/ http://www.loudclothing.com/ https://eyesoremerch.com/ http://www.thisispulp.co.uk/ http://shop.nuclearblast.com/ http://www.rock.com/ http://www.gig-merch.com/ http://www.allinmerch.com/ http://shirt.woot.com/ https://www.indiemerchstore.com/ http://www.rastilho.com/ http://www.merchconnectioninc.com/ https://www.bandtshirts.com.au/ http://www.rockzone.se/ http://www.martyrstore.net/ http://www.heavymetalmerchant.com/ http://www.illrockmerch.com/ https://ca.rockworldeast.com/

Kepercayaan Sunda Wiwitan

Sunda Wiwitan adalah agama atau kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur (animisme dan dinamisme) yang dianut oleh masyarakat tradisional Sunda.  Akan tetapi ada sementara pihak yang berpendapat bahwa Agama Sunda Wiwitan juga memiliki unsurmonoteisme purba, yaitu di atas para dewata dan hyang dalam pantheonnya terdapat dewa tunggal tertinggi maha kuasa yang tak berwujud yang disebut Sang Hyang Kersa yang disamakan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Penganut ajaran ini dapat ditemukan di beberapa desa di provinsi Banten dan Jawa Barat, seperti di Kanekes, Lebak, Banten; Ciptagelar Kasepuhan Banten Kidul, Cisolok, Sukabumi; Kampung Naga; Cirebon; dan Cigugur, Kuningan. Menurut penganutnya, Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan yang dianut sejak lama oleh orang Sunda sebelum datangnya ajaran Hindu dan Islam. Ajaran Sunda Wiwitan terkandung dalam kitab Sanghyang siksakanda ng karesian, sebuah kitab yang berasal dari zaman kerajaan Sunda yang berisi ajaran keagamaan d

Kartun Sindiran Politik

Jika mendengar kata kartun  asosiasi yang terbentuk langsung pada sebuah gambar yang lucu dan menarik, kemudian akan membuat orang tersenyum. Mungkin senyum geli tapi tak jarang senyum kecut. Ia bisa menyindir ke sana ke mari tanpa menyakiti.  Bagi anak-anak  kata kartun tentu tidak asing lagi di benaknya. Hal ini disebabkan karena kartun merupakan sarana hiburan yang biasanya dapat disaksikan di televisi dimana telah berkembangnya dewasa ini kartun memasuki media perfilman seperti film Doraemon, Sponge Bob, Tom and Jerry dan sebagainya. Hal tersebut menjadikan film kartun dapat di konsumsi oleh anak-anak tanpa harus membaca teks seperti yang telah tersadur kedalam sebuah komik ataupun biasanya didapatkan pada majalah anak-anak. Akan tetapi kartun tidak hanya menjadi hiburan semata, karena kartun dapat diartikan sebagai  sebuah gambar yang bersifat representasi simbolik, mengandung unsur sindiran, lelucon, atau humor. Kartun biasanya muncul dalam publikasi secara periodik, da