Jika mendengar kata kartun asosiasi yang terbentuk langsung pada sebuah
gambar yang lucu dan menarik, kemudian akan membuat orang tersenyum. Mungkin
senyum geli tapi tak jarang senyum kecut. Ia bisa menyindir ke sana ke mari tanpa menyakiti.
Bagi anak-anak kata kartun tentu tidak asing lagi di benaknya. Hal ini disebabkan karena kartun merupakan sarana hiburan yang biasanya dapat disaksikan di televisi dimana telah berkembangnya dewasa ini kartun memasuki media perfilman seperti film Doraemon, Sponge Bob, Tom and Jerry dan sebagainya.
Hal tersebut menjadikan film kartun dapat di konsumsi oleh anak-anak tanpa harus membaca teks seperti yang telah tersadur kedalam sebuah komik ataupun biasanya didapatkan pada majalah anak-anak.
Bagi anak-anak kata kartun tentu tidak asing lagi di benaknya. Hal ini disebabkan karena kartun merupakan sarana hiburan yang biasanya dapat disaksikan di televisi dimana telah berkembangnya dewasa ini kartun memasuki media perfilman seperti film Doraemon, Sponge Bob, Tom and Jerry dan sebagainya.
Hal tersebut menjadikan film kartun dapat di konsumsi oleh anak-anak tanpa harus membaca teks seperti yang telah tersadur kedalam sebuah komik ataupun biasanya didapatkan pada majalah anak-anak.
Akan tetapi kartun tidak hanya menjadi hiburan semata,
karena kartun dapat diartikan sebagai
sebuah gambar yang bersifat representasi simbolik, mengandung unsur
sindiran, lelucon, atau humor. Kartun
biasanya muncul dalam publikasi secara periodik, dan paling sering menyoroti
masalah politik atau masalah publik.
Kartun ataupun kartun politik, di antaranya memang efektif untuk dipakai menyerang golongan atau lawan lain yang dianggap berseberangan sikap, pemikiran dan ideology nya. Sesuai sifatnya yang mengusik emosi, menggelitik syaraf, dan menghantarkan ke pemikiran kritis, sebuah kartun dengan penggambaran tertentu bisa dipakai untuk melukai perasaan atau membunuh karakter lawa
Dewasa ini, fungsi kartun dan karikatur telah merambah jauh memasuki aspek sosial. Kecuali untuk menyampaikan kritik sosial, kartun dan karikatur juga digunakan untuk media pendidikan anak dan berbagai program sosialisasi, untuk maksud promosi, dan komunikasi. Terakhir, sebagai media kritik sosial.
Keberadaannya dalam pers bagai dua sisi mata uang. Karena lucu dan dapat untuk menyampaikan sebuah opini, maka koran-koran menggunakan kartun untuk sekadar "peringan" sajian berita setelah pembaca disuguhi berbagai berita berat. Dari sisi seni, kartun memang punya unsur metaforik, simbolis, untuk mengkritisi sesuatu Biasanya kartun ini diletakkan di bagian dalam sebuah koran maupun majalah dan bernada humor. Kehadirannya sudah menjadi barang yang selalu dinanti maka hampir setiap media memasang rubrik ini.
Comments
Post a Comment