Banjir bandang merupakan salah satu bencana yang sering “memakan” banyak korban. Waktu kejadiannya bisa dipastikan setelah hujan lebat atau di musim penghujan. Dalam istilah inggris, ada yang menamakan banjir bandang sebagai flash flood karena datangnya sangat cepat (flash) dan ada juga yang menamakannya debris flow (aliran bahan rombakan). Penulis sendiri lebih memilih istilah debris flow untuk banjir bandang karena ketika banjir bandang terjadi, ianya membawa bahan rombakan (air, tanah, batu, dan kayu). Bahan rombakan ini bisa menambah momentum air (massa x kecepatan) sehingga apa saja yang ada di depannya pasti disapu bersih.
Banjir bandang terjadi dalam waktu yang sangat cepat seolah-olah tanpa peringatan dan berbeda dengan banjir biasa, dimana permukaan air naik secara perlahan-lahan. Banjir bandang berpotensi terjadi di kawasan aliran sungai yang terbentuk dari lembah perbukitan, seperti yang terjadi pada bencana alam banjir bandang padang. Penyebab utama banjir bandang adalah terbentuknya bendungan alami akibat longsornya tanah dari lereng-lereng di sepanjang aliran sungai. Bendungan alami ini biasanya terbentuk dari hasil longsoran berupa batu, tanah, dan kayu hasil penebangan liar sepanjang lereng. Kejadian longsor ini sangat dipengaruhi oleh keadaan geologi batuan/tanah pembentuk lereng, perpohonan dan kemiringan lereng.
Bendungan alami yang terbentuk karena longsor ini menyebabkan air hujan dan air yang turun dari lereng-lereng perbukitan tertampung di atas sehingga terbentuk danau atau tampungan air dalam jumlah besar. Kian hari air yang terbendung tersebut bertambah banyak dan ketika bendungan alami tadi tidak sanggup lagi menahan jumlah air tersebut maka bendungan tersebut akan rusak. Rusaknya bendungan alami ini menyebabkan tertumpahnya air sekian banyak dan mengalir melalui lembah dan aliran sungai lama serta menghantam segala yang ada di depannya.
Melihat proses kejadiannya, banjir bandang ini tidak bisa di kategorikan sebagai bencana hidrologi murni melainkan bencana geologi karena ada proses geologi berupa tanah longsor sebagai penyebab utama terbentuknya bendungan alami. Dikarenakaan kejadian banjir bandang ini bermula dari longsoran tanah di hulu, maka sangat diharapkan kepada masyarakat yang tinggal hilir aliran sungai kawasan permukitan untuk melakukan pengecekan secara berkala keadaan di hulu. Pengecekan ini bisa dilakukan dengan cara membentuk organisasi pemuda yang bertugas untuk melakukan pengecekan setiap seminggu sekali atau setiap sebulan sekali.
Comments
Post a Comment