Skip to main content

Fenomena kehidupan masa kecil anak-anak jaman sekarang

Saya tertarik dengan fenomena ini dikarenakan menemukan fakta bahwa, ternyata kehidupan masa kecil saya dan beberapa teman yang saya tanyakan dengan masa kecil anak-anak sekarang agak jauh berbeda.


Pada jaman yang sudah berubah pesat ini, dimana era teknologi berkembang dengan cepatnya, sedemikian cepat juga pola hidup anak-anak sekarang berubah. Sekarang orang tua-orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anak nya pada sekolah-sekolah unggulan, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pendidikan anaknya. Tentu saja dari dulu hal ini juga terjadi. Perbedaanya adalah, jaman sekarang untuk mendapat sekolah berkualitas maka kualitas ‘keuangannya’ pun harus mumpuni. Artinya apa? artinya yang mampu membayar besar lah yang akan mendapat kualitasnya. Ini menimbulkan konsekuensi, yang dapat bersekolah di tempat itu adalah orang-orang dengan golongan tertentu saja.

Hal ini beimbas pada pola interaksi anaknya. Lingkungan sosial mereka terbatas. Yang kalangan miskin hanya bergaul dengan yang miskin di sekolah-sekolah pinggiran, dan yang golongan berada berinteraksi dengan sesamanya di sekolah mewah dan berfasilitas. Apalagi apabila lingkungan tempat tinggalnya juga homogen (biasanya terjadi pada yang hidup di lingkungan perumahan besar) dimana mereka tidak dibiasakan untuk berinteraksi dengan berbagai macam kasta sosial, karena tetangga-tetangganya pun setara dengan dia.

Interaksi yang terbatas menyebabkan cakrawala pikiran anak-anak menjadi sempit, dan menganggap bahwa lingkungan pergaulannya hanya yang berkutat di sekelilingnya saja, dan menjadikan mereka sebagai anak yang kaku dan cenderung tidak bisa menerima perbedaan.

Apalagi dengan cara mendidik anak yang sekarang sedang populer di mata orang tua, sekolah dari pagi sampai sore, lalu dilanjutkan les ini dan itu sampai magrib. Malamnya langsung dikurung untuk belajar. Begitu selalu siklus hidup anaknya. Lalu bagaimana dengan waktu bermain mereka? interaksi sosial mereka? bagaimana dengan alokasi waktu yang seharusnya seorang anak belajar memahami karakter orang, fenomena budaya masyakarat, dan belajar untuk mempunyai empati.

Hal ini akan menjadi lebih buruk lagi bila seorang anak telah mendapat segalanya di kamar mereka. Playstation/Wii atau console game lainnya. televisi dengan saluran indovision, dan internet 24 jam. Mereka akan menjadi anti sosial sejati, dan bisa saja menjadi anak yang pertumbuhannya tidak sehat. Apalagi dengan banyaknya media pornografi di internet, tayangan televisi yang makin tidak mendidik serta game-game yang seharusnya ratingnya untuk orang dewasa.

Saya juga pernah mendengar percakapan anak-anak yang sedang menunggu jemputan pulang di sebuah sekolah. Yang mereka obrolkan adalah tentang merk Handphone apa yang mereka punya dengan tipenya, mau main internet dimana. Yang anak perempuan berebutan melihat semacam majalah Go Girls (saya tidak tahu apa namanya) dan ribut bergosip. Haha…dan ini saya dengan sendiri lho…dari mulut anak-anak SD pula. Entah ini hal yang lumrah atau saya yang tidak bisa menerimanya.

Dengan era internet seperti sekarang ini makin membuat anak-anak sekarang kehilangan momen bersosialisasi mereka. Apalagi dengan banyaknya situs jejaring sosial, apabila tanpa bimbingan orang tua pemakaian situs jejaring tersebut akan menjadi candu buat mereka.

saya hanya mengharapkan kepada semua yang punya hubungan dengan anak-anak –baik itu anaknya sendiri, keponakan, adik atau siapapun– untuk dapat memberi ruang bagi anak-anak tersebut untuk mengembangkan karakter mereka melalui banyaknya interaksi sosial yang real, karena lingkungan adalah wahana belajar paling mengena untuk seorang anak, dan masa pembentukan karakter yang paling mudah dan bertahan lama adalah pada saat usia anak-anak 

Comments

Popular posts from this blog

Merchandise Band Store

http://www.getupshop.com/ http://www.rockabilia.com/ http://www.pyrettaslair.com/ http://www.madsupply.com/ http://www.extrememetalmerchandise.com/ http://www.grindstore.com/ http://merchnow.com/ http://www.star500.com/ http://www.loudclothing.com/ https://eyesoremerch.com/ http://www.thisispulp.co.uk/ http://shop.nuclearblast.com/ http://www.rock.com/ http://www.gig-merch.com/ http://www.allinmerch.com/ http://shirt.woot.com/ https://www.indiemerchstore.com/ http://www.rastilho.com/ http://www.merchconnectioninc.com/ https://www.bandtshirts.com.au/ http://www.rockzone.se/ http://www.martyrstore.net/ http://www.heavymetalmerchant.com/ http://www.illrockmerch.com/ https://ca.rockworldeast.com/

Kepercayaan Sunda Wiwitan

Sunda Wiwitan adalah agama atau kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur (animisme dan dinamisme) yang dianut oleh masyarakat tradisional Sunda.  Akan tetapi ada sementara pihak yang berpendapat bahwa Agama Sunda Wiwitan juga memiliki unsurmonoteisme purba, yaitu di atas para dewata dan hyang dalam pantheonnya terdapat dewa tunggal tertinggi maha kuasa yang tak berwujud yang disebut Sang Hyang Kersa yang disamakan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Penganut ajaran ini dapat ditemukan di beberapa desa di provinsi Banten dan Jawa Barat, seperti di Kanekes, Lebak, Banten; Ciptagelar Kasepuhan Banten Kidul, Cisolok, Sukabumi; Kampung Naga; Cirebon; dan Cigugur, Kuningan. Menurut penganutnya, Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan yang dianut sejak lama oleh orang Sunda sebelum datangnya ajaran Hindu dan Islam. Ajaran Sunda Wiwitan terkandung dalam kitab Sanghyang siksakanda ng karesian, sebuah kitab yang berasal dari zaman kerajaan Sunda yang berisi ajaran keagamaan d

Kartun Sindiran Politik

Jika mendengar kata kartun  asosiasi yang terbentuk langsung pada sebuah gambar yang lucu dan menarik, kemudian akan membuat orang tersenyum. Mungkin senyum geli tapi tak jarang senyum kecut. Ia bisa menyindir ke sana ke mari tanpa menyakiti.  Bagi anak-anak  kata kartun tentu tidak asing lagi di benaknya. Hal ini disebabkan karena kartun merupakan sarana hiburan yang biasanya dapat disaksikan di televisi dimana telah berkembangnya dewasa ini kartun memasuki media perfilman seperti film Doraemon, Sponge Bob, Tom and Jerry dan sebagainya. Hal tersebut menjadikan film kartun dapat di konsumsi oleh anak-anak tanpa harus membaca teks seperti yang telah tersadur kedalam sebuah komik ataupun biasanya didapatkan pada majalah anak-anak. Akan tetapi kartun tidak hanya menjadi hiburan semata, karena kartun dapat diartikan sebagai  sebuah gambar yang bersifat representasi simbolik, mengandung unsur sindiran, lelucon, atau humor. Kartun biasanya muncul dalam publikasi secara periodik, da