Elite adalah sebuah predikat, untuk menyebut orang-orang pilihan, golongan kelas atas, kaum terkemuka. Singkat kata, elite adalah mereka yang mumpuni di bidangnya; lebih dari sekadar orang biasa. Tetapi pengertian tersebut serta merta menjadi “kacau” (tidak relevan) bila dikenakan kepada para politikus . Mereka yang disebut, atau bahkan yang menamakan dirinya elite politik itu, ternyata lebih banyak yang tidak berlaku sebagai elite.
Bayangkan, di tengah persoalan bangsa yang begitu besar; pertikaian dan tindak kekerasan antar kelompok masyarakat, ancaman disintegrasi bangsa, krisis ekonomi yang berkepanjangan, belum terselesaikannya secara hukum kasus-kasus korupsi dan kriminal lainnya di masa lalu; mereka malah bertengkar soal jabatan.
Aneh, tetapi nyata. Padahal jelas mereka itu bukan orang-orang bodoh; ada yang sekian lama berkecimpung dalam dunia politik, bahkan ada yang profesor doktor. Tetapi lah, kok begitu kelakuannya? Sepertinya tidak ada cara lain yang lebih cerdas yang bisa mereka lakukan. Dan sebagai wujud pertanggungjawaban kepada kepada rakyat, akan sangat terhormat kalau mereka mundur dari dari jabatannya.
Begitulah kalau ambisi sudah menjadi tuan, maka nurani dan akal sehat menjadi tidak berfungsi. Bahkan agama dijadikan sebagai “kuda tunggangan” untuk merebut dan memuaskan napsu kekuasaan. Lupa, betapa rapuhnya kekuasaan yang didirikan di atas dasar menghalalkan segala cara.
Comments
Post a Comment