Dari berbagai literatur yang ku baca, termasuk dari pengalaman sehari-hari dan cerita orang tua. , pohon bambu ternyata tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia sepanjang sejarah terutama di tanah kelahiranku
Sebut saja berbagai jenis peralatan rumah tangga dan peralatan dapur mulai dari boboko (tempat nasi), pipiti (kotak nasi), besek, hiit (kipas bambu), bongsang, kele, kursi, bangku, bahkan ranjang, meja banyak lagi yang lainnya.
Bahkan bambu lazim digunakan sebagai bahan bangunan untuk membuat rumah, warung, toko, kios, kafe, saung, tempat berteduh hingga jembatan . Bahkan juga pagar rumah, baik yang sudah mati maupun yang masih hidup bisa dijadikan (pringgondani) serta tanaman hias di halaman.
Dalam kegiatan bercocok tanam/dunia pertanian, bambu menjadi sumber alat yang tak mungkin dipisahkan, mulai dari pagar, ajir (tiang penyangga tanaman), sosok (tempat penyaring keluar masuk air dalam kolam) dan peralatan lainnya demikian juga di dunia peternakan.
Terlebih untuk permainan anak-anak seperti gasing, engkrang (jajangkung), pistol-pistolan, gatrik, sumpit, lodong ( cannon bom voice) dan lainnya. Lantas alat berburu seperti sumpit, gondewa (busur panah) dan sebagainya.
Paling banyak digunakan sebagai bahan baku alat music (tiup) seperti suling, saluang, bansi, puput, karinding, celempung, angklung, calung dan banyak lagi yang lain.
Di dunia kuliner dan pengobatan (herbal), bambu pun jadi bermanfaat seperti untuk tusuk sate, tusuk gigi, iwung (rebung) enak diolah jadi makanan. Sementara daun bambu/umbut (daun muda) haur kuning untuk obat liver, awi bitung obat batuk dan obat asam urat. Bahkan tempo dulu, sembilu atau kulit bamboo (hinis) digunakan oleh bengkong (tukang sunat) sebagai alat penyunat.
Dalam sejarah Negara ini bamboo punya andil yang besar, begitu disebut bamboo runcing, tentu kita maklum, itulah senjata andalan para pejuang kemerdekaan saat mempertahankan kedaulatan negara ini.
Comments
Post a Comment